Hola haiiiii......
Jumpa lagi... Di sini saya tiba-tiba pengin review film Kimi no Suizou wo Tabetai sekalian bandingin sama novelnya yang juga pernah saya review di blog ini.
Here is the link: http://adinrulfayusfia.blogspot.co.id/2017/11/judul-buku-i-want-to-eat-your-pancreas.html?m=1
(SPOILER)
Pertama-tama, saya sangat puas setelah menonton filmnya. Sama seperti novelnya, ending yang sebetulnya sudah saya ketahui dari awal tetap membekas di hati 😂 sampai hari ini. Terlebih lagi --tidak seperti film adaptasi novel lain yang kadang-kadang memiliki jalan cerita atau bahkan ending yang sedikit berbeda dari novelnya-- film ini hampir sama persis dengan novelnya. Dan di sini saya akan beberkan sedikit perbedaan keduanya yang sama sekali tidak membuat saya tidak suka filmnya, justru sebaliknya 😊
1. Di novel, Sakura punya kakak, sedangkan di film sepertinya dia anak tunggal. Terlihat dari foto keluarga yang dilihat si Aku yang hanya menampilkan Sakura, ayah dan ibunya. Selain itu, tidak seperti di novel, di film ini Sakura minjemin baju ayahnya ke si Aku, karena memang dia tidak punya kakak laki-laki. Mungkin memang porsi kakak di sini tidak penting, sih, jadi tidak perlu ditampilkan.
2. Saya sama sekali tidak tau nama si Aku sampai bagian akhir novel. Tapi di film, salah satu teman sekelas yang hobi makan permen karet selalu memanggilnya Shiga dari awal.
3. Di film, Kyoko menikah dengan si pemakan permen karet 😂 .
4. Di novel, pada bagian tengah buku sudah diceritakan desas-desus pembunuhan, sehingga waktu Sakura terbunuh, saya sebagai pembaca tidak perlu nanya dulu ini kenapa atau penyebabnya apa. Sementara di film, tau-tau Sakura dibunuh gitu aja tanpa ada usaha dari si Aku untuk cari tau siapa pembunuhnya atau apalah, padahal sepanjang saya menonton, tidak disajikan sama sekali masalah pembunuhan (mungkin supaya kesan twistnya lebih terasa).
5. Di film, diceritakan kisah si Aku yang sudah menjadi guru. Dan (mungkin supaya tidak monoton) diceritakan juga kalau dia juga memiliki murid yang mirip dengannya sewaktu sekolah dulu.
6. Tidak ada scene Sakura bermain sulap di film. Mungkin tidak terlalu menunjang cerita, sih.
Udah, gitu aja. Selain yang sudah saya sebutkan barusan, semuanya sama. Bahkan, emosi Sakura di film lebih terasa daripada yang ada di novel. Nggak tau kenapa, mungkin karena di novel PoV nya full dari si Aku kali ya...
Untuk pemerannya, saya suka sekali karena sama persis dengan yang saya bayangkan selama membaca novelnya. Berikut potongan gambarnya ya.....
I like it.... 😊😊
source by: google.com
Komentar
Posting Komentar